Rabu, 13 Oktober 2010

ARTI GAMBAR DAN LAMBANG

Kota Pontianak didirikan dengan permohonan Ridho Tuhan Yang Maha Esa pada tanggal 23 Oktober 1771 dibawah Garis Khatulistiwa didaerah tiga cabang sungai, mempunyai hasil dasar Karet dan Kelapa dengan sifat – sifatnya yang terpuji, menuju masyarakat adil dan makmur berlandaskan Pancasila sesuai dengan Falsafah Negara Republik Indonesia.

Lambang Kota Pontianak digambarkan sebagai berikut:

  • Bentuk Lambang berupa bulatan Kubah
  • Pada sisi sebelah kanan 23 lembar daun Karet dan di sisi kiri 10 lembar daun Kelapa
  • Diantara daun-daun tersebut menyinar dari bawah keatas 5 sinar dan pangkal sinar ditulis angka 1771
  • Ditengah-tengah melintang garis Khatulistiwa diatas sungai bercabang tiga
  • Tulisan KOTA PONTIANAK membentang dari pangkal daun Karet sampai kepangkal daun Kelapa

Bentuk dari keseluruhan Lambang Daerah ialah bulatan Kubah bertumpu pada pita bertulisan KOTA PONTIANAK, yang berarti KOTA PONTIANAK didirikan dengan ditandai berdirinya sebuah Masjid sebagai lambang Keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

EVALUASI PENYELENGGARAAN PAUD

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu mendapat perhatian serius terutama oleh Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Pontianak. Demikian diungkapkan Walikota Pontianak, Sutarmidji saat membuka secara resmi rapat koordinasi (rakor) Tim Penggerak (TP) PKK Kota Pontianak bekerja sama dengan Diknas Kota Pontianak dalam penyelenggaraan PAUD PKK, Selasa (12/10) di Aula rumah jabatan Walikota Pontianak.
“Kalau waktu lalu target kita yakni yang penting ada berdirinya PAUD dan cukup banyak PAUD yang ada di Kota Pontianak. Nah, kedepan harus dievaluasi bagaimana proses pembelajaran PAUD,” ujar Sutarmidji.
Dalam penyelenggaraan PAUD, lanjut dia, hal yang perlu diperhatikan yakni bagaimana kapasitas guru, paham tidaknya guru tentang apa yang diajarkan pada PAUD, silabusnya dan lainnya. “Saya berharap antara PAUD dengan TK diatur secara baik sehingga tidak terjadi tumpang di lapangan,” katanya.
Sutarmidji juga meminta Dinas Kesehatan bersama-sama dengan Dinas Pendidikan untuk mendirikan fasilitas PAUD yang dikaitkan dengan posyandu terutama di perumahan-perumahan yang tersedia fasilitas sosial (fasos). “Jangan sampai satu blok buat surau, kemudian blok sebelahnya juga mendirikan surau, begitu juga blok lainnya dan akhirnya ada lima blok yang semua fasosnya dibuat surau,” ucapnya.
Meskipun, tambah dia, sarana ibadah juga penting namun tidak harus semua blok dibuat surau. “Bisa saja fasos blok yang satu dibuat surau, yang satunya lagi dibuat lapangan olahraga, kemudian fasos sebelahnya dibuat taman dan fasos lainnya dibuat PAUD dan posyandu,” paparnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Pontianak, Lismaryani Sutarmidji mengungkapkan hasil dari rakor ini sebagai solusi penyelenggaraan PAUD di kawasan pemukiman warga dan akan disampaikan kepada camat dan lurah se-Kota Pontianak yang hadir dalam rakor. “Saya berharap dengan adanya rakor ini mutu pendidikan PAUD agar lebih baik lagi,” pungkasnya.

Selasa, 05 Oktober 2010

BERDIRINYA KOTA PONTIANAK

Pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah yang bertepatan pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai Landak Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak. Berkat kepemimpinan Syarif Abdurrahman Alkadrie, Kota Pontianak berkembang menjadi kota Perdagangan dan Pelabuhan.

Tahun 1192 Hijriah, Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama. Letak pusat pemerintahan ditandai dengan berdirinya Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.

Adapun Sultan yang pernah memegang tampuk Pemerintahan Kesultanan Pontianak:

1. Syarif Abdurrahman Alkadrie memerintah dari tahun 1771-1808

2. Syarif Kasim Alkadrie memerintah dari tahun 1808-1819.

3. Syarif Osman Alkadrie memerintah dari tahun 1819-1855.

4. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tahun 1855-1872.

5. Syarif Yusuf Alkadrie memerintah dari tahun 1872-1895.

6. Syarif Muhammad Alkadrie memerintah dari tahun 1895-1944.

7. Syarif Thaha Alkadrie memerintah dari tahun 1944-1945.


8. Syarif Hamid Alkadrie memerintah dari tabun 1945-1950.